"Ifandi Khainur Rahim itu siapa?"
Bisa dibilang, gua adalah orang yang suka nulis dan mikir.
"Kenapa gua harus baca tulisan lo?"
Kalo untuk jawaban pertanyaan ini. Sebenernya... gak usah sih. Karena sejujurnya gua menganggap tulisan gua tuh gak bagus-bagus amat.
Kadang kalo gua nulis tuh suka kayak gini: Pertama nulis, gua nganggep tulisan gua itu masterpiece (ea). Eh tapi setelah beberapa hari ngepublish dan baca lagi. Kadang gua tuh suka mikir: "Anjir kok tulisan gua kayak gini ya!". Setelah setahun berlalu dan gua baca lagi tulisan gua, eh gua malah pengen ngehapus tulisan-tulisan gua karena gua mikir tulisannya sampah. :(
Tapi meskipun gua sendiri kadang menganggap tulisan gua jelek. Bisa dibilang ada cukup banyak juga orang yang menganggap tulisan-tulisan gua itu bagus dan berkualitas. Fanpage blog ini pun dulu udah nyampe angka ribuan. Dan bahkan, ada beberapa orang yang bilang kalo mereka jatuh cinta dengan gua sehabis baca tulisan-tulisan gua.
Ini salah satu contohnya |
Dan semakin banyak gua nulis, semakin banyak juga feedback positif (maupun negatif). Entah udah berapa ratus kali gua juga menerima ucapan terima kasih sekaligus kritik dan saran yang konstruktif ke email gua.
Dengan banyaknya feedback itu, bisa dibilang mungkin lo juga akan mendapatkan manfaat yang sama dari membaca tulisan gua. Atau, lo bisa jadi juga akan gak suka dengan tulisan gua. It depends. Tergantung selera lo.
Gini, gua mau cerita sedikit. Gua tuh dulu pernah bikin sebuah esai psikologi tentang sebuah fenomena sosial. Dan tahu gak apa yang menarik dari tulisan itu?
Ada satu dosen ngasih nilai esai tersebut cuman 50 (yang berarti gua gak lulus). Sementara ketika gua coba daftarkan esai tersebut ke lomba dengan 3 dosen lain sebagai jurinya (btw, dosen yang ngasih gua nilai 50 dan 3 dosen yang jadi juri itu berasal dari universitas dan jurusan yang sama, yaitu Psikologi UI). Tanpa disangka-disangka, esai gua jadi juara 1 di kompetisi tersebut.
That's why. Kalau dosen saja bisa subjektif dan punya selera, why can't you?
Intinya, kalo lo mau baca dan menganggap tulisan gua bermanfaat. Silakan baca terus. Bahkan gua menyarankan agar lo daftar email list gua di sini.
Kalo lo gak mau baca atau kalo lo udah baca tulisan gua dan menganggap bahwa tulisan gua sampah. Ya silakan keluar dari website ini. Masih banyak penulis-penulis keren dan buku lain yang bisa lo baca (btw, gua juga ada list penulis dan buku keren. Kalo lo mau baca, bisa cek di sini).
"Bentar-bentar, lo belum jawab pertanyaan gua: Lo sebenernya siapa sih?"
Ketika gua menulis tulisan ini (2019), gua adalah lulusan sarjana dari Fakultas Psikologi UI yang sekarang bekerja di Satu Persen sebagai CEO.
Pas zaman SMA, gua adalah siswa blangsak yang cuma punya satu hobi, yaitu game online. Gua juga punya impian yang irasional, yaitu menjadi produser musik elektronik. Sayangnya gua gak punya equipment jadi gua gak pernah bisa jadi produser musik yang keren. Huhu.
Tapi setelah mencoba melakukan transformasi diri dan mencoba belajar. Alhamdulillah gua bisa keterima di Fakultas Psikologi UI di tahun 2015. Lo bisa baca cerita perjuangannya di sini (Baca: Sedikit Cerita tentang SBMPTN dan Jaket Kuning). Btw, cerita ini jadi juara di kompetisi Blog Zenius yang pertama di tahun 2015.
Sejak itu, karir gua melesat. Gua menjabat jadi Ketua Angkatan. Jadi koordinator keilmuan nasional di ILMPI (Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia, intinya sih organisasi nasional mahasiswa Psikologi seluruh Indonesia). Dan yang menurut gua paling keren adalah: Gua bisa menjabat sebagai Ketua BEM Fakultas Psikologi UI pada tahun 2018. Ya, banyak orang yang menganggap kisah hidup gua sejak SMP itu "from zero to hero".
Setelah itu, sejak tahun 2015 gua mencoba membuat blog, yaitu blog ini. Blog ini awalnya gua sebut sebagai blog 'Filosofi Remaja'. Tapi karena gua udah bukan remaja lagi (wkwk). Akhirnya gua mengubah blog ini menjadi nama gua.
Oh iya, gua juga sempat beberapa kali mengikuti lomba. Baik tingkat kampus, regional, maupun nasional. Karena tulisan gua terus berkembang, gua sempat beberapa kali juga memenangkan juara lomba menulis di berbagai kompetisi (sebut saja 2nd Annual Psychology Summit 2016, Psygames, Zenius Blog Competition, etc.)
"Eh, kok pandangan elo di tulisan "X" kayak "gini"? Tapi kenapa pas di tulisan "Y" jadi beda?"
Nah, ini catatan buat temen-temen semua pas baca blog gua. Tolong jangan harap pemikiran gua akan selalu sama dari waktu ke waktu. Pemikiran gua selalu berkembang seiring berjalannya waktu.
Ini jadi disclaimer juga nih: Sesuatu yang gua tulis dulu, baik itu beberapa hari lalu, bulan lalu, apalagi bertahun-tahun lalu tentu bukan merupakan pemikiran gua sekarang. Bisa jadi dulu gua setuju/gak setuju banget terhadao suatu isu, tapi bisa jadi juga sekarang pemikiran gua berubah.
Intinya sih, gitu. Tulisan di website ini hanyalah refleksi diri gua dari waktu ke waktu. Jangan anggap gua punya ideologi tertentu karena lo bakal pusing. Gua gak memandang dunia ini atas basis ideologi.
Pemikiran gua juga terus berkembang seiring dengan kejadian yang gua alami dan berbagai buku baru yang gua baca. So, saran gua ketika lo ngeliat tulisan gua adalah: Ambil aja yang baik, dan buang yang buruk.
Ketika lo masuk ke website ini, lo secara gak langsung dah setuju untuk membuka lembaran hidup gua. Yang tentunya dinamis, gak statis. Jadi jangan harap juga sikap gua terhadap suatu isu tertentu bakalan sama dari waktu ke waktu. Nggak, boy! Nggak!
Ini jadi disclaimer juga nih: Sesuatu yang gua tulis dulu, baik itu beberapa hari lalu, bulan lalu, apalagi bertahun-tahun lalu tentu bukan merupakan pemikiran gua sekarang. Bisa jadi dulu gua setuju/gak setuju banget terhadao suatu isu, tapi bisa jadi juga sekarang pemikiran gua berubah.
Intinya sih, gitu. Tulisan di website ini hanyalah refleksi diri gua dari waktu ke waktu. Jangan anggap gua punya ideologi tertentu karena lo bakal pusing. Gua gak memandang dunia ini atas basis ideologi.
Pemikiran gua juga terus berkembang seiring dengan kejadian yang gua alami dan berbagai buku baru yang gua baca. So, saran gua ketika lo ngeliat tulisan gua adalah: Ambil aja yang baik, dan buang yang buruk.
Ketika lo masuk ke website ini, lo secara gak langsung dah setuju untuk membuka lembaran hidup gua. Yang tentunya dinamis, gak statis. Jadi jangan harap juga sikap gua terhadap suatu isu tertentu bakalan sama dari waktu ke waktu. Nggak, boy! Nggak!
"Kalo gua mau baca tulisan lo, gua harus mulai dari mana?"
Kalo saran gua sih, lo mulai dengan buka link ini (List Artikel). Abis lo buka, lo tinggal cari judul yang menurut lo menarik. Setelah itu lo bisa baca tulisan itu sampe abis.
Kalo lo gak terlalu suka baca, lo bisa buka website atau channel YouTube Satu Persen. Satu Persen adalah perusahaan yang gua bikin untuk mengajari hal-hal penting yang belum diajarkan di sekolah. Konten video di Satu Persen sebetulnya merefleksikan filosofi hidup yang gua miliki, tapi kontennya gak se-"berat" dan se-"kompleks" yang gua tulis di sini.
Kalo tulisan di sini tuh target pasarnya emang buat orang-orang yang suka baca dan berpikir keras, sekaligus suka ditampar (secara intelektual wkwk). Kalo Satu Persen itu target pasarnya ya buat orang mayoritas lah. Itu lebih friendly daripada tulisan gua di sini.
Tulisan gua di sini isinya nampar dan ngegoblok-goblokin orang. Kalo lo suka digoblok-goblokin, ditampar, dan diabuse, lo bisa baca website ini sampe abis. Kalo lo lebih suka konten yang lebih ringan (sebenernya tetep berat sih, cuman gak ngegampar-gamparin orang aja HAHA), silakan cek Satu Persen (klik di sini!).
Oke, pertama-tama, alasan kenapa gua ngebuat tulisan ini adalah karena: Makin lama makin banyak nih yang ngundang gua jadi pembicara! Hahahah. Di satu sisi, gua seneng, karena ternyata ada yang pengen ngundang gua jadi pembicara. Dan karena knowledge yang gua punya ternyata bermanfaat buat banyak orang.
Tapi di sisi lain, gua juga jadi ribet, karena orang-orang ngundang gua tuh beda-beda gitu caranya. Dengan kata lain, gak terstandar lah:( Ada yang ngundang dan ngontak gua via WhatsApp, LINE, dan yang paling kocak itu ada yang via Instagram doang. Ya, beneran cuman DM-an via IG doang! Bahkan sampe hari H acara dan setelah acara. Wkwkwk.
Nah, menurut gua lebih enak nih kalo gua bikin sebuah standardisasi. Biar kalo ada orang yang minta gua jadi pembicara, gua bisa refer mereka ke page ini. Biar orang yang ngundang gua juga tahu prosedur ngundang dan expertise gua kayak gimana, supaya bisa sama-sama enak pas bikin acaranya.
Oke, jadi berikut ini adalah list hal-hal yang perlu lo ketahui sebelum lo ngundang gua buat jadi pembicara:
1. Expertise Seorang Ifandi Khainur Rahim
Lo harus baca dulu expertise gua di sini. Gak jarang gua nolak undangan untuk jadi pembicara karena emang topiknya tuh bukan expertise gua untuk ngomong. Oke, jadi expertise gua itu berkaitan sama:
a. Psikologi. Yep, gua bisa bilang gua cukup menguasai materi-materi seputar psikologi, basicly karena gua S1 Psikologi sih. Biasanya gua bakal tahu banyak tentang materi:
- Filsafat Psikologi
- Sejarah dan Aliran Psikologi
- Mental Health
- Krisis Identitas
- Self Knowledge
- Motivasi
- Psikologi pendidikan (yang gak kognitif dan ngomongin otak banget tapi)
- Common Mental Health Problems
- Dan berbagai topik psikologi lainnya
Tapi inget, gua bukan Psikolog (S2 Psikologi Profesi). Jadi gua gak bisa ngasih konsultasi klinis atau bawain materi yang cuman S2 yang bisa bawain. Tapi harusnya sih Sarjana Psikologi kayak gua udah cukup kompeten lah buat ngebawain seminar. Karena seminar kan mainnya di ranah kognitif (awareness pengetahuan doang). Harusnya sih untuk banyak topik bisa aman lah gua bawain.
b. Leadership and Management. Nah, gua juga bisa bilang bahwa gua expert di sini. Selain karena gua adalah ex-Ketua BEM Fakultas Psikologi UI dan ex-Koordinator Kajian Nasional ILMPI. Gua juga sekarang sedang menjadi CEO di sebuah startup bernama Satu Persen.
Gua bisa sharing banyak banget soal leadership, mulai dari gimana cara nge-manage orang, cara berpikir strategis, gimana bikin SOP di sebuah organisasi, gimana cara kerja yang baik, gimana bikin culture perusahaan jadi healthy (gak toxic), bahkan sampe gimana caranya untuk gak stress ketika jadi leader. Dan banyak lagi ya!
Yah banyak lah yang bisa gua share dari sini. Lo juga bisa nanya pengalaman gua di business development pas gua kerja di Ibunda. Selain itu juga gua pernah jadi Product Manager di Zenius Education. Cukup banyak lah pengalaman gua di leadership sehingga gua bisa bilang bahwa gua pede bawain materi ginian :)
c. Content Making (writing, blogging, youtube, video-producing, podcast, etc.). Bisa dibilang kalo gua tuh udah ngeblog dari SMA. Pas kuliah juga gua sempet banyak nulis dan jadi juara di berbagai kejuaraan menulis. Ohya, gua juga jadi Kepala Departemen Kajian dan Aksi Strategis lho pas kuliah (kalo lo gak tahu, Departemen Kastrat itu departemen tukang nulis kajian dan analisis kebijakan buat dikasih ke pemerintah, dekan, dan stakeholder semacamnya).
Belum lagi, pekerjaan gua saat kuliah dan setelah lulus juga langsung jadi content writer (di Mamikos, Ibunda, dan Zenius Education). Di Zenius juga gua sempet jadi Video Producer-nya, jadi ya bisa dibilang gua udah tahu lah seluk-beluk gimana bikin konten yang baik.
Lo juga bisa nanya ke gua gimana workflow video editing, gimana manage konten di berbagai platform media sosial, dan juga gimana ngembangin konten lo di media sosial (especially Blog, Wordpress, dan Youtube ya!). Karena ya Betterself (dulu Satu Persen) juga bisa berkembang sampe ke puluhan ribu subscriber itu awalnya kontribusi gua sendiri (one-man-show).
Oke, jadi itu adalah expertise gua. Pastikan kalo lo mengundang gua, ada irisan lah materinya sama expertise gua. Jadi gua enak bawain materinya. Dan kalaupun gak ada irisannya sama sekali nih, lo juga bisa sih ngeliat karya-karya gua di channel Youtube perusahaan gua, artikel blog gua, dsb. Kalo sekiranya gua kompeten, ya gak apa-apa, undang aja. Tapi kalo gua gak pernah ngomongin tentang materi yang lo pengen gua bawain (misalnya materi kayak "Cara Mengaji yang Benar", atau "Cara Bawa Mobil sambil Ngedrift"), ya gua bakal susah lah bawainnya. :(
2. Pembawaan Materi: Bentuknya Gimana?
Lo juga harus tahu nih, bentuk pembawaan materinya gimana. Biasanya sih bentuknya di antara berikut ini:
a. Seminar, Talkshow, atau Diskusi Publik
Kalo seminar, biasanya pesertanya banyak, lebih dari 30. Tapi ya materinya bakal cenderung satu arah. Gua bawa materi sekian menit, terus tanya jawab dikit, terus udah beres. Karena orangnya banyak, jadi gak bisa se-interaktif gitu.
Bedanya dengan talkshow atau diskusi publik adalah pembawaan materinya. Kalo seminar, gua bawain pake presentasi, kalo talkshow atau diskusi publik, gua bakal ditanya-tanya sama moderator tentang isu tertentu yang bakal dibahas. Ya kurang lebih sama lah, sifatnya satu arah. Dan nanti biasanya ada tanya jawab juga dikit di akhir acara.
Selain offline, bentuknya juga bisa online. Misalnya kuliah WhatsApp atau diskusi di LINE/Telegram.
b. Mentoring
Kalo ini, bentuknya masih online karena lagi pandemi. Silakan cek di sini ya untuk info lebih lanjut!
3. Prosedur Mengundangnya Gimana?
Gampang, lo tinggal cek website Satu Persen (klik di sini!).
Atau langsung kontak Olivia (Email: oliv@satupersen.net / WhatsApp: +62-813-8160-0029)
Gampang banget kan? Mantab!
"Eh, gua ada acara/project yang kayaknya seru kalo lo jadi narasumber! Kalo gua mau ngundang lo, gimana ya prosedurnya?'
Oke, pertama-tama, alasan kenapa gua ngebuat tulisan ini adalah karena: Makin lama makin banyak nih yang ngundang gua jadi pembicara! Hahahah. Di satu sisi, gua seneng, karena ternyata ada yang pengen ngundang gua jadi pembicara. Dan karena knowledge yang gua punya ternyata bermanfaat buat banyak orang.
Tapi di sisi lain, gua juga jadi ribet, karena orang-orang ngundang gua tuh beda-beda gitu caranya. Dengan kata lain, gak terstandar lah:( Ada yang ngundang dan ngontak gua via WhatsApp, LINE, dan yang paling kocak itu ada yang via Instagram doang. Ya, beneran cuman DM-an via IG doang! Bahkan sampe hari H acara dan setelah acara. Wkwkwk.
Nah, menurut gua lebih enak nih kalo gua bikin sebuah standardisasi. Biar kalo ada orang yang minta gua jadi pembicara, gua bisa refer mereka ke page ini. Biar orang yang ngundang gua juga tahu prosedur ngundang dan expertise gua kayak gimana, supaya bisa sama-sama enak pas bikin acaranya.
Oke, jadi berikut ini adalah list hal-hal yang perlu lo ketahui sebelum lo ngundang gua buat jadi pembicara:
1. Expertise Seorang Ifandi Khainur Rahim
Lo harus baca dulu expertise gua di sini. Gak jarang gua nolak undangan untuk jadi pembicara karena emang topiknya tuh bukan expertise gua untuk ngomong. Oke, jadi expertise gua itu berkaitan sama:
a. Psikologi. Yep, gua bisa bilang gua cukup menguasai materi-materi seputar psikologi, basicly karena gua S1 Psikologi sih. Biasanya gua bakal tahu banyak tentang materi:
- Filsafat Psikologi
- Sejarah dan Aliran Psikologi
- Mental Health
- Krisis Identitas
- Self Knowledge
- Motivasi
- Psikologi pendidikan (yang gak kognitif dan ngomongin otak banget tapi)
- Common Mental Health Problems
- Dan berbagai topik psikologi lainnya
Tapi inget, gua bukan Psikolog (S2 Psikologi Profesi). Jadi gua gak bisa ngasih konsultasi klinis atau bawain materi yang cuman S2 yang bisa bawain. Tapi harusnya sih Sarjana Psikologi kayak gua udah cukup kompeten lah buat ngebawain seminar. Karena seminar kan mainnya di ranah kognitif (awareness pengetahuan doang). Harusnya sih untuk banyak topik bisa aman lah gua bawain.
b. Leadership and Management. Nah, gua juga bisa bilang bahwa gua expert di sini. Selain karena gua adalah ex-Ketua BEM Fakultas Psikologi UI dan ex-Koordinator Kajian Nasional ILMPI. Gua juga sekarang sedang menjadi CEO di sebuah startup bernama Satu Persen.
Gua bisa sharing banyak banget soal leadership, mulai dari gimana cara nge-manage orang, cara berpikir strategis, gimana bikin SOP di sebuah organisasi, gimana cara kerja yang baik, gimana bikin culture perusahaan jadi healthy (gak toxic), bahkan sampe gimana caranya untuk gak stress ketika jadi leader. Dan banyak lagi ya!
Yah banyak lah yang bisa gua share dari sini. Lo juga bisa nanya pengalaman gua di business development pas gua kerja di Ibunda. Selain itu juga gua pernah jadi Product Manager di Zenius Education. Cukup banyak lah pengalaman gua di leadership sehingga gua bisa bilang bahwa gua pede bawain materi ginian :)
c. Content Making (writing, blogging, youtube, video-producing, podcast, etc.). Bisa dibilang kalo gua tuh udah ngeblog dari SMA. Pas kuliah juga gua sempet banyak nulis dan jadi juara di berbagai kejuaraan menulis. Ohya, gua juga jadi Kepala Departemen Kajian dan Aksi Strategis lho pas kuliah (kalo lo gak tahu, Departemen Kastrat itu departemen tukang nulis kajian dan analisis kebijakan buat dikasih ke pemerintah, dekan, dan stakeholder semacamnya).
Belum lagi, pekerjaan gua saat kuliah dan setelah lulus juga langsung jadi content writer (di Mamikos, Ibunda, dan Zenius Education). Di Zenius juga gua sempet jadi Video Producer-nya, jadi ya bisa dibilang gua udah tahu lah seluk-beluk gimana bikin konten yang baik.
Lo juga bisa nanya ke gua gimana workflow video editing, gimana manage konten di berbagai platform media sosial, dan juga gimana ngembangin konten lo di media sosial (especially Blog, Wordpress, dan Youtube ya!). Karena ya Betterself (dulu Satu Persen) juga bisa berkembang sampe ke puluhan ribu subscriber itu awalnya kontribusi gua sendiri (one-man-show).
Oke, jadi itu adalah expertise gua. Pastikan kalo lo mengundang gua, ada irisan lah materinya sama expertise gua. Jadi gua enak bawain materinya. Dan kalaupun gak ada irisannya sama sekali nih, lo juga bisa sih ngeliat karya-karya gua di channel Youtube perusahaan gua, artikel blog gua, dsb. Kalo sekiranya gua kompeten, ya gak apa-apa, undang aja. Tapi kalo gua gak pernah ngomongin tentang materi yang lo pengen gua bawain (misalnya materi kayak "Cara Mengaji yang Benar", atau "Cara Bawa Mobil sambil Ngedrift"), ya gua bakal susah lah bawainnya. :(
2. Pembawaan Materi: Bentuknya Gimana?
Lo juga harus tahu nih, bentuk pembawaan materinya gimana. Biasanya sih bentuknya di antara berikut ini:
a. Seminar, Talkshow, atau Diskusi Publik
Kalo seminar, biasanya pesertanya banyak, lebih dari 30. Tapi ya materinya bakal cenderung satu arah. Gua bawa materi sekian menit, terus tanya jawab dikit, terus udah beres. Karena orangnya banyak, jadi gak bisa se-interaktif gitu.
Bedanya dengan talkshow atau diskusi publik adalah pembawaan materinya. Kalo seminar, gua bawain pake presentasi, kalo talkshow atau diskusi publik, gua bakal ditanya-tanya sama moderator tentang isu tertentu yang bakal dibahas. Ya kurang lebih sama lah, sifatnya satu arah. Dan nanti biasanya ada tanya jawab juga dikit di akhir acara.
Selain offline, bentuknya juga bisa online. Misalnya kuliah WhatsApp atau diskusi di LINE/Telegram.
b. Mentoring
Kalo ini, bentuknya masih online karena lagi pandemi. Silakan cek di sini ya untuk info lebih lanjut!
3. Prosedur Mengundangnya Gimana?
Gampang, lo tinggal cek website Satu Persen (klik di sini!).
Atau langsung kontak Olivia (Email: oliv@satupersen.net / WhatsApp: +62-813-8160-0029)
Gampang banget kan? Mantab!