Halow,
gimana SBMPTN-nya guys? Berhasilkah? Atau gagal seperti gue? Hohoho. Judulnya
agak kontroversial yah? Oke peringatan dulu sebelumnya..
Disclaimer.
Buat yang gak kuat iman, ustad, anak ustad, pendeta, anak pendeta, dan yang kira-kira mudah terpengaruh, gue saranin segera keluar dari artikel ini, kalo bisa elo block kontak gue, blog gue, semuanya.
Karena artikel ini isinya pemikiran radikal banget (sesuai dengan pemilik blog-nya). Tidak sesuai dengan nilai & norma yang ada di Indonesia deh pokoknya…
Tapi kalo elo masih insist untuk baca. Terserah. Resiko tanggung sendiri yah.
Gue gak bertanggung jawab atas segala pengaruh artikel ini terhadap hal-hal yang elo lakuin. Dengan ngescroll ke bawah elo berarti udah setuju sama peraturan gue, ya.
Jangan salahin gue kalo pola pikir elo berubah setelah baca ini. Artikel ini adalah manifestasi kekesalan gue terhadap fanatik-fanatik agama yang ada di Indonesia.
Have you decided
yet? Kalo
udah, silahkan ngescroll ke bawah.
Sebelum gue bahas penyebab kenapa agama bikin Indonesia jadi negara terbelakang, gue mau cerita dulu tentang zaman dahulu kala, jauuuuh sebelum zaman modern seperti sekarang ini.. Iya, zaman di mana orang-orang masih belum mengenal teknologi canggih.
Zaman apa? Jauuuuh sebelum zaman modern, adalah "Dark-Ages", atau sering kita sebut dengan MASA-MASA / ZAMAN KEGELAPAN.
Zaman apa? Jauuuuh sebelum zaman modern, adalah "Dark-Ages", atau sering kita sebut dengan MASA-MASA / ZAMAN KEGELAPAN.
"Eh, bentar-bentar Van.. Kok gelap?"
Simple aja, disebut gelap ya karena gak bisa melihat.
Kenapa? Jadi gini, dulu agama nasrani itu ngontrol sebagian besar daerah di Eropa dan pusatnya
itu ada di gereja Vatikan, Roma. Pada saat itu, semua kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi di-block / ditolak oleh Paus karena dianggap sesat. Sebagian besar perkembangan ilmu pengetahuan
dihapuskan, karena dianggap bertentangan dengan kitab suci mereka.
Pada zaman
itu, orang-orang banyak yang masih percaya takhayul. Bahwa bumi itu dibawa oleh kura-kura besar, bahwa bencana adalah amarah dewa, dan bahwa bumi itu datar... Jadi orang-orang di zaman ini percaya, jika mereka pergi ke barat, bakal ada jurang yang dalem buanget. Ilustrasinya
sih bumi tuh kaya gini...
Makannya,
pada saat itu Eropa mengalami kemunduran. Penyebabnya adalah karena gak bisa mobilisasi
(takut berlayar ke barat) dan juga IPTEK-nya gak berkembang. Makannya
dibilang Dark-Ages, karena semuanya dibatasi, jadinya buta, gak bisa
melihat.
Ilmuwan-ilmuwan
hebat kayak Galileo, Da Vinci, Copernicus pun (Penganut aliran heliosentris) dikucilkan dan dipenjara. Bahkan berakhir dibunuh.
Sedih banget kan? Di saat yang sama, negara-negara di Asia, Afrika, dll udah
nemuin buanyak ilmu pengetahuan, matematika, astronomi dan ilmu-ilmu lainnya.
Beberapa lama kemudian muncullah The Ottoman Empire,
atau yang biasa kita sebut dengan “Turki Usmani“. Merekka nyerang ke daerah suci
Yerusalem dan ngedapetin daerah suci. Lalu setelah itu mereka berperang lagi, tapi kali ini dengan pasukan Gereja Vatikan Roma, untuk
memerebutkan daerah yang dianggap suci oleh kedua agama besar tersebut.
Perang
memerebutkan daerah suci itu disebut perang
salib, perang di mana kaum Muslim dan Nasrani memerebutkan satu daerah
yang sama-sama berharga nilainya untuk mereka.
Buanyaak
banget orang-orang yang ikut perang ini, petani, nelayan, pedagang, semua
laki-laki dan anak muda dari kasta tinggi maupun rendah semuanya ikut perang
ini. Ditambah pula propaganda dari petinggi-petinggi agama yang kira-kira berbunyi seperti ini...
“GUYS! KITA HARUS AMBIL DAERAH HAK AGAMA KITA! PERANG INI DIRESTUI OLEH TUHAN! DAN KALO ELO IKUT PERANG INI DAN GUGUR. LO BAKAL MASUK SURGA! AYO IKUT GUE!”
Alhasil,
buanyaak banget orang yang modar. Setelah bertahun-tahun, akhirnya Muslim memenangkan perang besar ini. YANG EFEKNYA JADI MEREMBET sampe ke
Indonesia. Begini ilustrasi butterfly
effect-nya.
Jadi Konstantinopel yang notabene adalah
satu-satunya jalur masuk ke tempat dagang terbesar di EROPA, DITUTUP oleh Turki
Usmani. Orang-orang eropa gak boleh masuk, apalagi berdagang di sana. Jadi yaa elo bayangin deh gini..
Misalnya elo
adalah orang Eropa yang udah biasa jualan tempe, tempe hasil produksi elo biasanya ditukar dengan rempah-rempah
di pasar tempe Konstantinopel (anggap aja ada pasar tempe di sana).
EHHH
TIBA-TIBA, ELO DILARANG MASUK DAN GAK BOLEH DAGANG DI SANA.
PERASAAN
ELO GIMANA COBA? GAK ENAK KANN? IYA KAN?
SAMA KAYAK
DITOLAK SAMA ORANG TUA GEBETAN, LALU GAK BOLEH MASUK KE RUMAHNYA, GAK ENAK BRO!
#lohkok
Nahh, di
sinilah awal-awal perubahan orang Eropa. Mereka stress. Gak ada rempah-rempah.
Pengetahuan dibatasi. Pergi ke barat mau nyari rempah-rempah sendiri dianggap
gila dan cari mati. Pergi ke timur lewat jalur darat ntar gak boleh masuk.
Akhirnya di
sini mereka mikir dan ngebanding-bandingin sama bangsa lain.
“NJIR! KOK ORANG-ORANG ASIA, AFRIKA, DAN KAUM MUSLIM PADA PINTER YAH? JAGO NGITUNG PAKE ALJABAR, TEKNOLOGI PERDAGANGANNYA MANTEP PULAK, KOK KITA ORANG EROPA GINI-GINI AJA SIH?!”
Akhirnya
orang-orang Eropa sadar. Ada yang salah dalam pemerintahan mereka. Ada sesuatu
yang mengganjal mereka dalam memeroleh ilmu pengetahuan…
Dan lo tau apa itu?
Betul! Jawabannya Gereja Vatikan Roma.
Betul! Jawabannya Gereja Vatikan Roma.
Di sinilah
titik perubahan bangsa Eropa, yang sekarang membuat mereka menjadi
negara-negara kuat. Seperti Inggris, Perancis, Jerman, dll.
“GERAKAN RENNAISANCE”
Terjadi
revolusi besar-besaran, perombakan pola pikir, munculnya metode-metode ilmiah,
muncul banyak ilmuwan dan para ahli di bidangnya masing-masing.
Intinya sih
di sana terjadi REVOLUSI ILMU PENGETAHUAN DAN BUDAYA yang memunculkan banyak pionir-pionir
baru seperti..
-
Da
Vinci (Favorit gue, tonton deh “Davinci’s
Demons” di FX Channel, rame bgt)
-
Isaac
Newton (Fisikawan gravitasi, gaya,
aksi-reaksi)
-
Michaelangelo
(Seni, lukisan, pahatan)
-
Rafael
(Seni)
-
Galileo
(Astronomi)
-
Copernicus
(Astronomi)
-
Renee
Descartes (Pencipta grafik cartesius)
-
Imanuel
Kant (Filsafat)
-
Hegel
(Filsafat)
-
John
Locke (Sist. Pemerintahan)
-
Montesquieu
(Trias Politika)
-
J.J
Russeau (Revolusi Prancis)
-
Adam
Smith (Favorit gue juga, pencetus paham kapitalis)
-
David
Ricardo (Muridnya Adam Smith)
-
Karl
Marx (My fav! Hidup buruh! Komunisme!
=] )
-
James
Watt (Mesin Uap, Bohlam, pencetus Revolusi Industri)
Muncul juga
agama protestan oleh Martin Luther (95 Protes terhadap gereja Vatikan,
Roma), lalu setelah revolusi ini, semua kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme yang dilakukan oleh kaum feudal/bangsawan dan kaum agama dihapuskan.
Akhirnya
negara-negara di Eropa pun melakukan
ekspansi dan aneksasi kepada negara-negara lain. (munculnya paham Imperialisme) Yang
akhirnya menjajah bangsa-bangsa Asia, termasuk bangsa kita.
Tuh, lo notice gak sih perubahan besar ini
terjadi setelah apa?
YA! Setelah
mereka mengembangkan paham sekulerisme.
Apa sih sekulerisme? Simple, sekulerisme
adalah pemisahan antara agama dengan
pemerintahan.
Ya, setelah gue belajar buanyakkkk sejarah (Thanks to Pras [guru
sejarah gue di Zenius] dan juga Habli [om gue] ) mata gue sekarang jadi
terbuka..
“OHH GINI TOH!! TERNYATA YANG RATA-RATA BIKIN NEGARA GAK MAJU ITU INI!!”
Ya! Pola
pikir dan paradigma! Oh iya, btw lo tau gak sih, kementerian agama itu cuman ada di Indonesia?
Ini beneran lho.
Di Arab aja
gak ada tuh yang namanya menteri agama (adanya
cuman menteri haji dan wakaf kalo gak salah), tapi di Indonesia? No offense but I think Indonesia itu sok-sok'an punya yang ginian.
Alhasil
liat nih tingkah-tingkah orang yang fanatik agama yang menurut gue
sangat-sangat konyol bila dibandingkan orang yang tidak punya agama.
Penghancuran Gereja HKBP |
Konflik Ahmadiyah |
Gue juga
suka heran, sama generasi-generasi tua kita yang suka diskriminasi agama dan
ras, dan ini terjadi di rumah gue sendiri, agak miris juga.
- Beli Mc’D dianggap membantu yahudi.
- Nonton StarWorld dianggap tontonan "Kristen".
- Ngucapin selamat natal gak boleh.
Ini
nunjukin banget kalo negara kita itu masih PRIMITIF!
Kita masih
ngebeda-bedain orang dari agama dan ras. Bahkan gue pernah dikasih tahu oleh
guru dan orang tua gue agar jangan bergaul terlalu dekat dengan orang Kristen
dan Cina. Suatu realita yang sangat fucked
up!
Emang sih, itu
kepercayaan, dan semua orang punya hak untuk memercayai apa yang
mereka ingin percayai. Tapi, apa ini membuat kita terlena? Terlalu larut memaknai agama sebatas betapa benarnya
keyakinan kita dan betapa salahnya keyakinan yang berbeda?
Bukannya di mata orang dengan keyakinan berbeda,
keyakinan kita lah yang salah dan mereka lah yang benar?
Kenapa kita pake fakta mayoritas kita untuk mendiskriminasi
mereka dan merebut hak mereka? Kenapa kita gak bisa nerima perbedaan ini dengan legowo dan menjadikan agama urusan paling pribadi
antara individu dengan Tuhan, tanpa perlu memerdebatkannya, tanpa perlu
menyakiti orang lain? Tanpa perlu mengganggu hak-hak orang lain?
Apakah ini karena gue dan banyak dari kita dididik sedari kecil,
di berbagai tempat pendidikan, ditanamkan pemikiran yang kemudian larut di alam
bawah sadar bahwa hanya kita lah yang benar, agama kita lah yang paling benar,
sementara agama berbeda itu salah, menyesatkan dan tidak dapat diterima? (VOAI)
Kalo iya, gue dengan keras mendukung, untuk
MENGHAPUSKAN KEMENTERIAN AGAMA
&
MENGHAPUSKAN PELAJARAN AGAMA DARI SEKOLAH.
Kenapa? Karena agama itu milik pribadi, jangan disangkutpautkan dengan pendidikan, apalagi
pemerintahan.
Kalo mau belajar agama Islam ya silahkan belajar di
masjid, kalo mau belajar agama Kristen, ya silahkan ke gereja.
Begitu maksud gue, jadi adil, gak ada yang
didiskriminasi. Sampe sekarang pun, ketika mulai pelajaran agama di sekolah gue, orang Kristen
teman sekelas gue harus keluar dari kelas atau kadang mendengarkan lagu dari headset di pojok belakang kelas. See?
Bahkan di Aceh, elo udah denger belom beritanya, yang
kalo belajar sekelas cewe & cowo gak boleh disatuin, harus beda ruangan.
Kan mantaps qaqa! Kalo gitu ya sekalian aja bikin negara Islam, kan enak.
Sedangkan Indonesia kan bukan negara Islam (bahkan gak mau dibilang negara
Islam) sedangkan realitanya begini.
Begitu juga dengan pemerintahan. Islam melarang
umatnya mengonsumsi bir, terus orang lain yang gak dilarang oleh agamanya juga
gak boleh minum gitu? Sampe ada UU-nya segala… Terlalu! Menurut gue mah mendingan rokok aja yang dilarang di Indonesia, jelas-jelas bikin rugi sendiri dan orang lain. Lah ini bir. BIR?? Apa coba..
Coba bayangin kalo kita yang jadi mereka. Kita yang
minoritas. Kita yang menganut Ahmadiyah di Indonesia. Kita yang menganut agama
Buddha / Hindu di Indonesia. Kita yang menganut Konghucu di Indonesia.
Kita yang agama Kristen di Indonesia. Coba pikirkan, renungkan.
Pikir lagi udah berapa kali elo bilang..
“Anjir, ini mah film Kristen, jangan ditonton”
“Gue mah gak percaya evolusi bro, dosa”
“Gue mah gak mau temenan sama orang Kristen-Cina, soalnya blablabla”
“Hati-hati ntar elo jadi Ahmadiyah kalo temenan sama dia”
"Ngapain baca buku itu? Entar jadi Atheis!"
Menurut gue, pola pikir inilah yang membuat bangsa
kita bobrok. Gak maju-maju.
Orang-orang seperti ini terlalu fokus untuk beragama yang baik. Sampe lupa gimana caranya jadi manusia yang baik.
Dan perlu
elo take notes di sini, bahwa sebenernya
gue gak benci agamanya, cuman ya gue benci aja fanatik-fanatiknya. Semoga saja
elo bukan salah satunya.
Ayo
bergabung dengan gue, kita sebagai generasi muda harus terbuka pola pikirnya,
kita revolusi negara ini menjadi negara yang humanis, toleran, dan menjadi
masyarakat multikultural yang “Bhinneka Tunggal Ika”.
Itu kan harapan founding fathers kita?
Bukannya
malah terkekang oleh dogma agama, yang membatasi pola pikir. Ayo jadi sekuler!
Tapi tetap agamis & percaya tuhan, dengan catatan tidak mengganggu hak
asasi orang lain.
Gue cuman bisa berharap agar "politik aliran" dan "pendidikan aliran" ini berakhir.
Cuman bisa berharap.
Terima
kasih telah membaca, kawan.
[BACA INI]
Setelah dilihat-lihat, ternyata blogpost ini tiba-tiba menjadi..... viral. Entah kenapa.
Oleh karena itu, banyak muncul komen-komen dari berbagai perspektif... Akhirnya gue memutuskan untuk membuat pernyataan sikap bahwa:
Isi post ini memang banyak sesat pikirnya. Paragrafnya juga gak runut. Dan banyak lagi kekurangan lainnya. Ya karena memang ini cuman curhatan atas kekesalan gue terhadap kaum fanatik agama yang kadang ngerugiin orang lain. Isi post ini sangat jauh dari bagus. Ya, what do you expect? Tulisan ini juga gue buat saat masih SMA kelas 3 (kalo gak salah), ketika gue belum belajar penulisan ilmiah dan lain sebagainya saat kuliah.
And well, akhirnya ketika gue baca lagi post ini setelah 2 tahun, gue berpikir bahwa "ANJIRR NI ARTIKEL JELEK BANGET!!". Meskipun begitu, gue sadar bahwa gue punya tujuan yang mulia saat menulis artikel ini, yaitu untuk memberantas diskriminasi agama (dan ras juga), serta mispersepsi agama yang dijadikan komoditas oleh sejumlah pihak. Gue juga gak bertujuan untuk membuat lebih banyak konflik ataupun menghina suatu agama, kalau post ini dianggap begitu, berarti tujuan gue.... gagal.
Intinya: Banyak sesat pikir di tulisan ini, yang mungkin bisa lo baca di kolom comment. Banyak banget pembaca yang budiman yang ngingetin gue bahwa "Eh X itu gini lho, Y itu gini lho, bukan gitu" dan "Eh sejarahnya bukan gini lho". Dan gue sangat berterima kasih atas bantuannya mengoreksi segala sesuatu yang salah. Jadi, jangan telan mentah-mentah segala sesuatu yang ada di post ini (termasuk commentnya juga, karena ada juga beberapa yang sesat pikir), ok? Ok dong.